Memahami Era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto (1967-1998) adalah periode penting dalam sejarah Indonesia. Setelah gejolak politik dan ekonomi Orde Lama, pemerintahan Soeharto memprioritaskan stabilitas nasional dan pembangunan ekonomi. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masa ini membentuk fondasi bagi pertumbuhan Indonesia, meskipun juga diiringi kritik dan kontroversi.
Fokus utama Orde Baru adalah stabilitas politik dan ekonomi. Inflasi tinggi yang mewarisi dari Orde Lama berhasil ditekan. Pemerintah membentuk kabinet yang melibatkan teknokrat ekonomi, yang merancang kebijakan fiskal dan moneter ketat. Ini menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, menarik modal asing untuk masuk ke Indonesia.
Pembangunan ekonomi dilaksanakan melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Repelita I (1969-1974) fokus pada sektor pertanian, khususnya swasembada pangan. Melalui program Bimbingan Massal (Bimas) dan pembangunan irigasi, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada pertengahan 1980-an, sebuah pencapaian signifikan.
Selain pertanian, pembangunan infrastruktur juga menjadi prioritas. Jalan raya, jembatan, pelabuhan, dan bandara dibangun secara masif. Ini meningkatkan konektivitas antarwilayah, mendukung distribusi barang, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pembangunan sektor industri juga digenjot, terutama industri manufaktur.
Dalam bidang sosial, program Keluarga Berencana (KB) digalakkan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Program pendidikan melalui Sekolah Dasar Inpres (Instruksi Presiden) juga masif dilakukan, meningkatkan akses pendidikan dasar di seluruh pelosok negeri. Kesehatan masyarakat juga diperhatikan melalui pengembangan Puskesmas.
Meskipun banyak keberhasilan dalam pembangunan ekonomi, era Soeharto juga diwarnai dengan sisi gelap. Sentralisasi kekuasaan yang kuat dan pembatasan partisipasi politik menyebabkan praktik otoriter. Isu pelanggaran hak asasi manusia, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) menjadi sorotan utama, terutama menjelang akhir masa jabatannya.
Terlepas dari kontroversinya, tidak dapat dipungkiri bahwa era Soeharto membawa pertumbuhan ekonomi yang konsisten dan peningkatan standar hidup bagi banyak lapisan masyarakat. GDP per kapita meningkat signifikan, dan angka kemiskinan menurun. Warisan pembangunan fisiknya masih bisa dirasakan hingga kini.
Memahami era Soeharto berarti melihat potret kompleks dari pembangunan yang masif di satu sisi, namun juga tantangan kebebasan dan keadilan di sisi lain. Periode ini menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana pertumbuhan ekonomi dan stabilitas perlu diseimbangkan dengan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.